Rabu, 27 Desember 2017

DASAR DASAR ALJABAR HIMPUNAN

Pengertian Himpunan
Himpunan diperkenalkan oleh George Cantor (1845 – 1918), seorang ahli matematika Jerman. . Ia menyatakan bahwa himpunan adalah kumpulan atas objek-objek. Objek tersebut dapat berupa benda abstrak maupun kongkret. Pada dasarnya benda-benda dalam suatu himpunan tidak harus mempunyai kesamaan sifat/karakter atau Himpunan merupakan kumpulan benda-benda atau objek-objek yang didefinisikan dengan jelas. Anggota atau elemen adalah benda-benda atau objek-objek yang termasuk dalam sebuah himpunan.
Contoh:
Himpunan yang merupakan himpunan:
– Himpunan anak yang berusia 12 tahun
– Himpunan bilangan asli genap
– Himpunan pulau-pulau di Indonesia
Himpunan yang bukan merupakan himpunan:
– Himpunan anak-anak malas
– Himpunan wanita-wanita cantik
– Himpunan lukisan indah

      Cara Penulisan Himpunan
Ada empat cara untuk menyatakan suatu himpunan
1) dengan menyebutkan semua anggotanya (roster) yang diletakkan di dalam sepasang 
    tanda kurung kurawal, dan di antara setiap anggotanya dipisahkan dengan tanda 
    koma. Cara ini disebut juga cara Tabulasi.
    Contoh:    A = {aiueo}
                     B = {Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu}

2) menyebutkan syarat anggota-anggotanya, cara ini disebut juga cara Deskripsi. 
    Contoh: ambil bilangan asli kurang dari 5
                   A = bilangan asli kurang dari 5

3) Notasi Pembentuk Himpunan : dengan menuliskan ciri-ciri umum atau sifat-sifat   
                                                      umum (role) dari anggotanya.
   Contoh:
   Nyatakan dengan notasi himpunan dengan menuliskan tiap-tiap anggotanya dan    
   sifat-sifatnya himpunan berikut ini :
        A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6
   Penyelesaian :
        A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6
        Dengan menulis tiap-tiap anggotanya
        A = {2, 3, 4, 5}
        Dengan menulis sifat-sifatnya
        A = {x | 1 < x <  Asli}Î6, x 

4) Himpunan juga dapat di sajikan secara grafis (Diagram Venn).
    Penyajian himpunan dengan diagram Venn ditemukan oleh seorang ahli    
    matematika Inggris bernama John Venn tahun 1881. Himpunan semesta  
    digambarkan dengan segiempat dan himpunan lainnya dengan lingkaran di dalam 
    segiempat tersebut.

Keanggotaan Himpunan 
Nama suatu himpunan biasanya menggunakan huruf kapital seperti A, B, C, dan X. Sedangkan anggota suatu himpunan biasanya dinotasikan dengan huruf kecil seperti a, b, c, x, dan y. Misalnya H adalah himpunan semua huruf hidup dalam alfabet Latin maka benda-benda yang termasuk dalam himpunan H adalah a, i, u, e, dan o. Benda-benda yang masuk dalam suatu himpunan disebut sebagai anggota himpunan tersebut. Notasi untuk ” sedangkan notasi untukÎmenyatakan anggota suatu himpunan adalah “  H, danΠH, e ÎH, u Î H, iΔ. Dengan demikian aÏbukan anggota adalah “  H. Istilah anggota yang digunakanÏ H dan d Ï H, c Ï H sedangkan b Îo  di atas dapat diganti dengan istilah elemen atau unsur.
Contoh :
A = {a, b, c} menyatakan bahwa himpunan A anggota-anggotanya adalah a, b, dan c.
Ditulis: a ÎA; b Î A; dan c Î A
Bukan keanggotaan suatu himpunan A.
Jika A = {a, b, c} maka d bukan anggota himpunan A.
Ditulis: Ï A. Banyaknya anggota himpunan

1. Macam-Macam Himpunan 
1) Himpunan Bagian (Subset).
Himpunan A dikatakan  himpunan  bagian  (subset)  dari  himpunan B ditulis A  B ”, jika setiap anggota A merupakan anggota dari B.
Syarat :
 B, dibaca : A himpunan bagian dari B
 B, dibaca : A bukan himpunan bagian dari B
B    A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
B    A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
Contoh :
Misal   A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka  B  A
Sebab  setiap  elemen  dalam  B merupakan  elemen  dalam A,  tetapi  tidak sebaliknya.
Penjelasan : Dari definisi diatas himpunan bagian harus mempunyai unsur himpunan A  juga merupakan unsur himpunan B.artinya kedua himpunan itu harus saling berkaitan.

2) Himpunan Kosong (Nullset)
    Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai unsur anggota yang    
    sama sama sekali.
Syarat :
Himpunan kosong = A atau { }
Himpunan kosong adalah tunggal
Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpunan
Perhatikan : himpunan kosong tidak boleh di nyatakan dengan { 0 }.
Sebab : { 0 } ≠ { }
Penjelasan : dari definisi diatas himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai satupun anggota, dan biasanya himpunan kosong dinotasikan dengan huruf yunani ø (phi).

3) Himpunan Semesta
     Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan “U” atau “S” (Universum)    
     yang berarti himpunan yang memuat semua anggota yang dibicarakan atau kata 
     lainya himpunan dari objek yang sedang dibicarakan.


4) Himpunan Sama (Equal)
     Bila setiap anggota himpunan A juga merupakan anggota himpunan B, begitu pula 
     sebaliknya.di notasikan dengan A=B
Syarat : Dua buah himpunan anggotanya harus sama.
Contoh :
A ={ c,d,e}    B={ c,d,e }   Maka A = B
Penjelasan : Himpunan equal atau himpunan sama,memiliki dua buah himpunan yang anggotanya sama misalkan anggota himpunan A {c,d,e} maka himpunan B pun akan memiliki anggota yaitu { c,d,e }.

5) Himpunan Lepas
     Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya tidak ada yang 
     sama.
Contoh  C = {1, 3, 5, 7}   dan  D = {2, 4, 6}  Maka himpunan C dan himpunan D saling lepas.

Catatan : Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua         
                himpunan itu tidak mempunyai satu pun anggota yang sama

6) Himpunan Komplemen (Complement set)
     Himpunan komplemen dapat di nyatakan dengan notasi A. Himpunan 
     komplemen jika di misalkan S = {1,2,3,4,5,6,7} dan A = {3,4,5} maka A  U. 
     Himpunan {1,2,6,7} juga merupakan komplemen, jadi AC = {1,2,6,7}. Dengan 
     notasi pembentuk himpunan ditulis :
AC = {x│x Є U, x Є A}

7) Himpunan Ekuivalen (Equal Set)
     Himpunan ekuivalen adalah himpunan yang anggotanya sama banyak dengan 
     himpunan lain.
Syarat : Bilangan cardinal dinyatakan dengan notasi n (A) A≈B, dikatakan sederajat atau ekivalen, jika himpunan A ekivalen dengan himpunan B,
Contoh :
A = { w,x,y,z }→n (A) = 4
B = {  r,s,t,u   } →n  (B) = 4
Maka n (A) =n (B) →A≈B
Penjelasan : himpunan ekivalen mempunyai bilangan cardinal dari himpunan tersebut, bila himpunan A  beranggotakan 4 karakter maka himpunan B pun beranggotakan 4.

1. Operasi pada Himpunan
a)      Gabungan
Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota himpunan A atau himpunan B.  Dinotasikan A  B
Notasi : A   B = {x | x Є A atau  x Є B}

b)      Irisan
Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota dari himpunan A dan anggota himpunan B.
Notasi : A   B = {x | x Є  A dan x Є B}

c)        Komplemen
Komplemen himpunan A terhadap himpunan semesta S adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota S yang bukan anggota A. Dinotasikan Ac
Notasi : Ac = {x | x Є S dan  x Є A} atau

d)       Selisih
Selisih himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota himpunan A dan bukan anggota himpunan B. Selisih himpunan A dan B adalah komplemen himpunan B terhadap himpunan A. Dinotasikan A-B
Notasi : A – B = {x | x Є A dan  x Є B}

e)       Hasil Kali Kartesius ( cartesion Product )
Hasil kali kartesius himpunan A dan B, dinotasikan A x B, adalah himpunan yang anggotanya semua pasangan terurut (a,b) dimana a anggota A dan b anggota B
Secara matematis dituliskan :
A x B = {(a,b)| a Є A dan b Є B}

Contoh Penerapan Soal Himpunan Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berikut ini merupakan beberapa contoh kasus teori himpuanan dalam kehiupan sehari-hari.
Soal:
1. Dalam sebuah kelas terdapat 40 orang siswa, 24 orang gemar musik 30 orang gemar olah raga dan 16 orang gemar keduanya. Tentukan banyaknya siswa yang gemar musik saja dan yang gemar olahraga saja?
2. Dari survey 100 orang warga terdapat 60 orang gemar membaca 50 orang gemar menulis, 45 orang gemar melukis, 40 orang gemar melukis dan menulis, 35 orang gemar membaca dan melukis, 30 orang gemar ketiganya. Tentukan :
a)      Orang yang gemar melukis dan menulis saja
b)      Orang yang gemar membaca dan melukis saja
c)      Orang yang gemar membaca saja
d)      Orang yang gemar menulis saja
e)      Orang yang gemar melukis saja
f)       Orang yang tidak suka ketiganya

Penyelesaian:
1. Siswa yang gemar keduanya sebanyak 16 orang. Dalam konsep himpunan, anggota yang gemar keduanya merupan anggota irisan sehingga dapat dicari siswa yang gemar musik saja dan siswa yang gemar olahraga saja.
Karena irisan siswa yang gemar keduanya sebanyak  16 orang sehingga siswa yang hanya gemar Musik dan olah raga saja yaitu :
Musik       = 24 – 16 
                 = 8
Olahraga  = 30 – 16 
                 = 14
Dengan demikian  himpunan semestanya :
S = 8 + 14 +16 = 40 siswa.

2. Terdapat tiga himpunan yang berbeda yaitu yang gemar membaca, menulis dan melukis. Untuk menyelesaikan soal tersebut, terlebih dahulu kita  cari irisan ketiganya. Sehingga dapat disimpulkan :
          Misal : B = Membaca, N = Menulis, L = Melukis
a)      Orang yang gemar melukis dan menulis saja: 40 – 30 = 10 orang
b)      Orang yang gemar membaca dan menulis saja: 35 – 30 = 5 orang
c)      Orang gemar membaca saja: 60 – 30 – 5 = 25 orang
d)      Orang yang gemar menulis saja: 50 – 30 – 10 = 10 orang
e)      Orang yang gemar melukis saja: 45 – 45 = 0, maka orang yang gemar  
        melukis saja merupakan himpunan kosong
f)       Orang yang tidak suka ketiganya: 100 – 25 – 30 – 5 – 10 – 10 = 20 orang

DASAR-DASAR FUNGSI
1. Pengertian Fungsi
Fungsi dalam istilah matematika merupakan pemetaan setiap anggota sebuah himpunan (dinamakan sebagai domain) kepada anggota himpunan yang lain (dinamakan sebagai kodomain). Istilah ini berbeda pengertiannya dengan kata yang sama yang dipakai sehari-hari, seperti “alatnya berfungsidengan baik.” Konsep fungsi adalah salah satu konsep dasar dari matematika dan setiap ilmu kuantitatif. Istilah "fungsi", "pemetaan", "peta", "transformasi", dan "operator" biasanya dipakai secara sinonim.
Anggota himpunan yang dipetakan dapat berupa apa saja (kata, orang, atau objek lain), namun biasanya yang dibahas adalah besaran matematika seperti bilangan riil. Contohnya adalah sebuah fungsi dengan domain dan kodomain himpunan bilangan riil adalah y = f(2x), yang menghubungkan suatu bilangan riil dengan bilangan riil lain yang dua kali lebih besar. Dalam hal ini kita dapat menulis f(5) = 10.
2. Notasi
Dengan demikian kita telah mendefinisikan fungsi f yang memetakan setiap elemen himpunan A kepada B. Notasi ini hanya mengatakan bahwa ada sebuah fungsi f yang memetakan dua himpunan, A kepada B. Tetapi bagaimana tepatnya pemetaan tersebut tidaklah terungkapkan dengan baik. Maka kita dapat menggunakan notasi lain.

3. Fungsi sebagai relasi
Sebuah fungsi f dapat dimengerti sebagai relasi antara dua himpunan, dengan unsur pertama hanya dipakai sekali dalam relasi tersebut.




4. Domain dan Kodomain

Pada diagram di atas, X merupakan domain dari fungsi f, Y merupakan kodomain
Domain adalah daerah asal, kodomain adalah daerah kawan, sedangkan range adalah daerah hasil

Sifat-sifat fungsiyaitu :
a. Fungsi injektif
Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu atau fungsi injektifjika dan hanya jika untuk sembarang a1 dan a2 dengan a1 tidak sama dengan a2 berlaku f(a1) tidak sama dengan f(a2). Dengan kata lain, bila a1 = a2 maka f(a1) sama dengan f(a2).
b. Fungsi surjektif
Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada atau fungsi surjektifjika dan hanya jika untuk sembarang b dalam kodomain Bterdapat paling tidak satu a dalam domain A sehingga berlaku f(a) = b. Dengan kata lain, suatu kodomain fungsi surjektif sama dengan kisarannya (range).
c. Fungsi bijektif
Fungsi f: A → B disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika untuk sebarang b dalam kodomain B terdapat tepat satu adalam domain A sehingga f(a) = b, dan tidak ada anggota Ayang tidak terpetakan dalam B. Dengan kata lain, fungsi bijektif adalah sekaligus injektif dan surjektif.

DASAR-DASAR INDUKSI MATEMATIKA

1. Pengertian Induksi Matematika
Induksi Matematika merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan pernyataan. Induksi Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi secara berulang sesuai dengan pola tertentu. Indukasi Matematika digunakan untuk membuktikan universal statements " n Î A   S(n) dengan A Ì N  dan N adalah himpunan bilangan positif atau himpunan bilangan asli. S(n) adalah fungsi propositional.

2. Prinsip-prinsip Induksi Matematika
a. Prinsip Induksi Sederhana.
Misalkan p(nadalah pernyataan perihal bilangan bulatpositif dan kita ingin membuktikan bahwa p(nbenar untuksemua bilangan bulat positif nUntuk membuktikanpernyataan inikita hanya perlu menunjukkan bahwa:
1.  p(1) benardan
2. Jika p(nbenar maka p(n + 1) juga benaruntuk semuabilangan bulat positif n ³ 1, 

    - Langkah 1 dinamakan basis induksi,
    - Langkah 2 dinamakan langkah induksi
     Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang menyatakan bahwa p(nbenar.   
       Asumsi tersebut dinamakan hipotesis induksi.  
    
Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut benarmaka kita sudah membuktikan bahwa p(nbenar untuk semuabilangan bulat positif n.  

Contoh 1. Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah 
                 bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Penyelesaian:
(i) Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 
12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 1.
(ii) Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2
adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n adalah (2n – 1)]. Kita harus memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = (n + 1)2
juga benar. Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:
    1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) 
= [1 + 3 + 5 + … + (2n – 1)] + (2n +1)
n2 + (2n + 1)
n2 + 2n + 1
= (n + 1)2
Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar, maka jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.   

b. Prinsip Induksi yang Dirampatkan
Misalkan p(nadalah pernyataan perihal bilangan bulat dankita ingin membuktikan bahwa p(nbenar untuk semuabilangan bulat  n ³ n0Untuk membuktikan inikita hanyaperlu menunjukkan bahwa:
1. p(n0benardan
2. jika p(nbenar maka p(n+1) juga benar,
   untuk semua bilangan bulat n ³ n0,

Contoh 2. Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi 
                 matematik bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1
Penyelesaian:
(i)       Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita  peroleh: 
20 = 20+1 – 1.  

Ini jelas benar, sebab 20 = 1
= 20+1 – 1 
= 21 – 1 
= 2 – 1 
= 1
(ii) Langkah induksi. Andaikan bahwa p(n) benar, yaitu 
20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1
adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu 
20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 - 1
juga benar. Ini kita tunjukkan sebagai berikut:
20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + … + 2n) + 2n+1 = (2n+1 – 1) + 2n+1 (hipotesis induksi)
  =  (2n+1 + 2n+1) – 1 
   = (2 . 2n+1) – 1 
      = 2n+2 - 1
      = 2(n+1) + 1 – 1    
Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1
c. Prinsip Induksi Kuat
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dankita ingin membuktikan bahwa p(n) benar untuk semuabilangan bulat  n ³ n0Untuk membuktikan inikita hanyaperlu menunjukkan bahwa:
1. p(n0benardan
2. jika p(n0 ), p(n0+1), …, p(n) benar maka p(n+1) jugabenar untuk semua
   bilangan bulat  n ³ n0,.

Contoh 4. Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat 
                 tersebut habis dibagi dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin 
                 membuktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n(n ³ 2) dapat 
                 dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima. 
                Buktikan dengaprinsip induksi kuat.
Penyelesaian:  
Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2 dapat dinyatakan sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri.

Langkah induksi. Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2, 3, …, n dapat dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih) bilangan prima adalah benar (hipotesis induksi). Kita perlu menunjukkan bahwa n + 1 juga dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima. Ada dua kemungkinan nilai n + 1:
(a) Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai perkalian  
     satu atau lebih bilangan prima. 
(b)Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a yang
    membagi habis n + 1 tanpa sisa. Dengan kata lain, (n + 1)/ a = b   atau (n + 1) = ab
    yang dalam hal ini, 2 £ a £ b £ n. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat   
    dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas 
    dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima, karena n + 1 = ab.  
Karena langkah (i) dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n (n ³ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima.

3. Pengertian Teori Binomial
Teori binomial merupakan perpangkatan dari jumlah atauselisih dua suku tanpa mengkalikan atau menjabarkannya ,yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan oleh tanda“+” , atau tanda “-“ sebagai contoh x+y, 2x-5y.


4.   DasarTeori Binomial
Untuk mengetahui binomial ada beberapa materi yang harus dikuasai terlebih   
dahulu.Diantaranya :

Ø Notasi Faktorial 
Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n. Untuk setiapbilangan asli n, didefinisikan:
n! = 1 x 2 x 3 x … x (n-2) x (n-1) x n lambang atau notasi n! dibaca sebagai n faktorial untuk n > 2 n! = 1 × 2 × 3 × …× (n – 2) × (n – 1) × n atau n! = n × (n – 1) × (n – 2) × … × 3 × 2 × 

Contoh :
2! = 1∙2 = 2
3! = 1∙2∙3 = 6 
n! = 1∙2∙3…n, 
(r – 1) ! = 1∙2∙3…(r – 1)

Kombinasi
Susunan dari semua atau sebagian elemen dari suatuhimpunan yang tidak mementingkan urutan elemen.Kombinasi r elemendari n elemenditulis nKr

Segitiga Pascal
Membahas mengenai Teori Binomial tidak akanlepas dari segitiga pascal. Segitiga Pascal adalah suatuaturan geometri pada pekali binomial dalam sebuahsegitiga.Penemu segitiga pascal adalah seorang ahlimatematika yang bernama Blaise Pascal yang berasaldaridunia barat.Barisan segitiga Pascal secarakebiasaannya dihitung bermula dengan barisan kosong, adalah barisan genap.Pembinaan mudah pada segitigadilakukan dengan cara berikut. Di barisan sifar, hanyatuli snomor 1.Kemudian, untuk membina unsur-unsurbarisan berikutnya, tambahkan nomor di atas dan di kiridengan nomor secara terus di atas dan di kanan untukmencari nilai baru.Jikalau nomor di kanan atau kiri tidakwujud, gantikan suatu kosong padatempatnya.Contohnya, nomor pertama di barisan pertamaadalah 0 + 1 = 1, di mananomor 1 dan 3 barisan keempat.
1
1  1
1  2  1
1  3  3  1
1  4  6  4  1
1  5 10 10  5  1
1  6 15 20 15  6  1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar